Gejala dan Pengobatan Penyakit Asam Lambung GERD
Berikut Gejala dan Cara Pengobatan Penyakit Asam Lambung GERD yang harus diketahui bersama.
Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah penyakit saluran pencernaan menahun yang terjadi jika asam lambung atau empedu naik atau membalik ke kerongkongan. Sebernarnya GERD dapat juga merupakan kondisi normal yang dialami sebagian besar orang, terutama setelah makan. Namun, bila hal ini terjadi lebih dari dua kali seminggu, atau mengganggu aktivitas harian anda, kemungkinan besar GERD.
Diperkirakan sekitar 30-40% penduduk Amerika memiliki gejala GERD, dan 20% orang dewasa merasakan gejala yang berkaitan dengan GERD, sedikitnya sekali dalam seminggu. Semua orang dapat terkena GERD, tapi umumnya kondisi ini terjadi pada orang berusia lebih dari 40 tahun. Penyebab pasti GERD belum diketahui. Diduga karena seringnya cairan asam lambung (atau terkadang empedu) membalik ke kerongkongan.
Gejala GERD
Gejala dimulai dengan sensasi panas atau rasa terbakar yang amat nyeri di dada, terkadang sampai menyebar ke kerongkongan, diiringi rasa asam atau kecut di mulut. Sekitar 7% populasi mengalami heartburn setiap harinya.
Kemudian disusul dengan regurgitasi (membaliknya) asam lambung atau makanan ke kerongkongan bagian atas dan mulut dapat menimbulkan rasa asam atau pahit. Ini terutama saat sedang berbaring. Cairan asam ini juga menyebabkan terbatuk atau batuk kering yang tak berdahak. Produksi ludah atau air liur berlebihan dan sesak napas, seperti asma, terkadang ditemukan.
Bila aliran asam ini berlangsung terus-menerus dapat menstimulasi dinding kerongkongan, sehingga akhirnya meradang. Selanjutnya, radang ini dapat mempersempit dan mengiritasi kerongkongan sehingga timbul perdarahan, sulit menelan, dan nyeri dada atau epigastrium yang menjalar ke atas, belakang, lalu leher. Selain itu, dijumpai pula suara serak atau parau, tenggorokan terasa sakit, tersumbat atau terganjal benda asing, hingga meradang (laringitis).
Bila sudah disertai napas pendek dan nyeri di lengan, segeralah pergi ke dokter atau RS terdekat, sebab ini merupakan gejala dini serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian.
Pengobatan GERD
Manajemen pemberian obat pada penderita GERD berdasarkan konsep bahwa isi lambung, terutama asam lambung dan pepsin, bertanggung jawab atas membaliknya asam lambung dan cedera kerongkongan.
Dokter akan memberikan obat sesuai indikasi. Adapun pilihan obat untuk penderita GERD adalah antacid untuk menetralkan asam lambung. Efek samping dari penggunaan antacid yang berlebihan adalah diare atau konstipasi (sulit buang air besar).
Terapi untuk mengurangi produksi asam, yang disebut H-2-receptor blocker, misalnya cimetidine, famotidine, nizatidine, atau ranitidine. Untuk menghalangi produksi asam dan menyembuhkan kerongkongan digunakan proton pump inhibitor. Kerjanya menghambat produksi asam dan memberikan waktu kepada jaringan kerongkongan yang rusak untuk pulih, misalnya, lansoprazole, omeprazole, esomeprazole, pantoprazole, dan rabeprazole.
Digunakan agen prokinetic untuk memperkuat katup kerongkongan bagian bawah. Kerjanya membantu mempercepat pengosongan lambung dan menguatkan katup atau klep antara lambung dan esofagus. Efek sampingnya adalah kelelahan, depresi, dan cemas.
Terapi herbal, seperti licorice, slippery elm, chamomile, dan marshmallow, juga akupuntur dan terapi relaksasi, sebaiknya dikonsultasikan ke dokter terlebih dahulu. Bila terapi obat gagal dapat dilakukan tindakan pembedahan dengan teknik Laparoscopic fundoplication atas persetujuan dokter.
Tidak disarankan mengobati atau membeli obat sendiri, mengingat efek samping obat. Segeralah menghubungi dokter kembali bila obat habis tapi belum sembuh. Belilah obat sesuai dengan resep dokter dan lakukan pembelian obat pada apotek resmi. Apabila gejala penyakit terlalu berat sehingga pasien tidak bisa mengunjungi apotek terdekat maka disarankan untuk membeli obat melalui Apotek Online.
Pada banyak kasus yang dialami penderita GERD, gejala-gejala reflux sering kali overlap dengan penyebab non-GERD, seperti gastroparesis, dyspepsia, hypersensitive esophagus, eosinophilic oesophagitis, functional heartburn, dan functional disorders. Indikator gejala tersering dari persistent true reflux adalah sensasi terbakar (retrosternal burning) dan rasa asam di mulut.
Terapi proton pump inhibitor (PPI) banyak diberikan oleh dokter karena paling efektif dan murah sebagai terapi empirik untuk penderita dengan gejala reflux (termasuk typical GERD), kecuali pada populasi dengan prevalensi Helicobacter pylori tinggi (˃40%).