8 Fakta Seputar Sarung BHS
Berikut fakta-fakta seputar sarung BHS yang perlu kamu tau.
Sebagai negara dengan umat Muslim terbesar di dunia, penggunaan sarung di kalangan pria Muslim di Indonesia sudah menjadi suatu hal yang lumrah dan sering kita jumpai karena sarung termasuk salah satu perlengkapan dalam beribadah. Walaupun tidak mengacu sebagai milik umat Muslim saja, kaum adam juga sering menggunakan sarung untuk bepergian keluar rumah, misalnya yang cukup sering kita jumpai adalah bapak-bapak di Poskamling yang sedang ronda malam. Karena sarung sudah menyatu dengan budaya Indonesia, pasti kita juga sering melihat lomba 17an seperti sepak bola sarung atau lomba lari berkelompok dengan sarung yang diadakan kampung-kampung atau sekolah-sekolah.
Nah, ternyata ada salah satu merek sarung khas dan asli dari Indonesia yang sudah sangat terkenal bahkan sampai keluar negeri namun tetap mengusung tema kearifan lokal lhoo. Namanya sarung BHS. Sarung BHS sendiri sering dikatakan sebagai Sarung Kebanggaan Indonesia. Bagaimana tidak, karena sarung BSH sendiri benar-benar mengangkat tema yang Indonesia Banget mulai dari corak dan motif khas daerah seperti songket dan tenun ikat sampai dengan cara pembuatannya yang masih sangat tradisional yaitu ditenun dengan alat tenun bukan mesin (ATBM) dan masih menggunakan jasa para penenun.
Sarung BHS merupakan sarung pilihan dari para Kyai, tokoh-tokoh agama dan orang-orang penting di Indonesia karena kualitasnya yang tidak perlu diragukan lagi dan pilihan motifnya juga sangat beragam dan berkelas.
Berikut fakta-fakta seputar sarung BHS yang perlu kamu tau.
1. Sarung Tenun BHS
Sejak PT. Behaestex didirikan pada tahun 1953 dan mulai memproduksi kain sarung, sarung BHS sampai saat ini tetap konsisten memberikan karya sarung-sarung tenun dengan kualitas terbaik khas Indonesia melalui tangan-tangan para penenun dengan alat tenun bukan mesin (ATBM) seperti yang bisa kita rasakan di sarung BHS Masterpiece, Signature dan Royal. Seiring dengan perkembangan jaman, sarung BHS terus diproduksi dan menghasilkan produk-produk baru untuk kelas Excellent, Classic dan Cosmos dengan bantuan alat tenun mesin (ATM) mulai dari tahun 1980an.
2. Seleksi Ketat Sebelum Pemasaran
Untuk menjaga kepercayaan para konsumen setianya, BHS akan melakukan seleksi ketat sebelum mendistribusikan produknya ke pasaran. Tidak akan ada namanya produk cacat (biasa disebut afkir) yang lecet, robek, benang sliweran ataupun luntur karena semua produk yang dipasarkan sudah melewati tahap uji yang membuatnya layak untuk dipasarkan dan dalam kondisi yang sempurna.
3. Produk Reject yang Tetap Punya Nilai Jual
Walaupun dikerjakan dengan tingkat ketelitian yang cukup tinggi, human error tetap pasti akan terjadi. Namun, produk-produk reject tersebut jumlahnya bisa dibilang cenderung sedikit. Nah, kira-kira kemanakah produk-produk afkir tadi akan dibawa? Produk-produk reject itu tetap akan dijual yang tentu saja dengan harga yang cukup murah. Bedanya, pada produk reject, kamu tidak akan menemukan logo BHS dan tanda tangan A. R. Bahasuan, perintis PT. Behaestex, sebagai tanda keasliannya.
4. Cara Mencucinya yang Berbeda dengan Sarung yang Lain
Buat kamu yang sudah memilik sarung BHS atau bahkan punya rencana untuk membeli salah satu produknya, pastikan kamu harus mengetahui cara mencucinya dengan benar. Sebaiknya dicuci secara manual dengan tangan atau tanpa mesin cuci supaya tidak merusak produk dan warna. Sebelum mencuci sarung BHS, pastikan untuk membalik sarungnya terlebih dahulu kemudian dikucek dengan lembut di air hangat tanpa sabun. Tambahkan air yang mengalir sambil terus dikucek pelan-pelan sampai busanya hilang. Nah, untuk proses penjemuran mungkin agak sedikit menguras waktu dan biaya karena kamu harus menyediakan pipa paralon untuk menggantungkan sisi atas dan bawah sarung. Hal ini dimaksudkan supaya setiap sisi kain tidak menempel satu sama lain karena bisa mengakibatkan warnanya menjadi pudar. Dianjurkan untuk tidak menggunakan bambu atau pun besi karena dapat merusak kain. Jangan lupa tambahkan pemberat dibagian bawahnya agak pada saat kering nanti akan lurus dan rapi kembali. Pastikan untuk menjemurnya sampai benar-benar kering tanpa terkena sinar matahari ya.
5. Beda Posisi Logo BHS
Kamu akan menemukan logo BHS pada sarung BHS Masterpiece, Signature dan Royal tercetak lurus ke samping atau mendatar yang ditenun dengan benang songketan sehingga menghasilkan motif yang unik. Sedangkan pada sarung BHS Excellent, Classic dan Cosmos logo BHSnya akan tercetak menurun dengan benang kembangan.
6. Kemasan yang Menyesuaikan Kelas
Di setiap tingkatan, sarung BHS dikemas sesuai dengan kelasnya. Untuk produk di 3 kelas teratas, yaitu Masterpiece, Signature dan Royal akan dikemas di dalam kemasan pouch elegan yang sangat berkelas. Pada sarung BHS Excellent, Classic dan Cosmos, sekalipun bukan dikemas dengan pouch tapi kamu akan mendapatkan produk yang dikemas rapi dalam kotak yang mewah.
7. Kisah Para Penenun Sarung BHS
Terdapat puluhan penenun yang sudah mengabdikan hidupnya di PT. Behaestex, tempat diproduksinya sarung BHS. Tidak sedikit juga di antara mereka yang sudah menekuni profesi sebagai penenun selama puluhan tahun. Ada kisah yang cukup menarik dari para penenun ini karena ternyata cukup banyak yang akhirnya cinlok antar sesama penenun dan akhirnya berumah tangga.
8. Waktu yang Dibutuhkan Dalam Pembuatan Sarung BHS
Proses pembuatan sarung BHS kelas Masterpiece, Signature dan Royal membutuhkan waktu yang berbeda-beda, mulai dari satu minggu sampai dengan satu atau dua bulan tergantung dari kerumitan motifnya. Semakin rumit motifnya tentu saja akan memakan waktu penenunan yang sedikit lebih lama sehingga membuat semakin memiliki daya tarik tersendiri dan menambah nilai dari sarung tersebut.